Sudahkah Kamu Menulis Dengan Cinta? Ini Pengakuanku


Terbersit di pikiran dan sampai kepikiran dengan tema yang kulihat pada acara komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) pekan lalu, “Menulis dengan Cinta”. Aku lulusan sebuah kampus yang terkenal akan jurusan jurnalistiknya. Tentu saja aku menimba ilmu selama ini banyak tentang cara menulis yang pada akhirnya menjadi skill utamaku saat bekerja. Singkat cerita aku banyak menulis bermacam jenis berkaitan dengan pekerjaanku mulai sebagai jurnalis di beberapa media cetak, penulis konten website asing atau lokal, copy writer, bahkan mendapatkan kesempatan jadi bagian tim penulis sebuah buku milik senior. Hingga aku sekarang menjadi seorang blogger, baru 2 tahun aku hanya berani menulis event atau peristiwa yang sudah jelas ada informasi yang perlu disampaikan untuk orang lain.

 
Put your dreams on paper - doc. kataresi

Kalau ditanya sudah menulis dengan cinta? Bagiku sudah, karena aku sudah mengerahkan tenaga, waktu dan pemikiranku dalam tulisanku selama ini. Apakah menulis dengan cinta harus selalu tentang pribadi, organik atau kisah? Jujur saja dulu aku sering menuangkan isi hati, kekesalan pribadi hanya lewat diariku. Seringkali aku ingin menuliskan banyak hal yang pribadi, entah perjalananku, entah review barang yang aku suka, entah itu kisahku, sampai list tema yang aku ingin tulis menumpuk di notes hp dan folder di laptopku. Keinginan itu ada tetapi entah mengapa jemari ini sulit sekali menuangkannya. Entah itu masih minder atau rasa takut bahwa tulisanku itu nantinya akan menyakiti diriku sendiri atau orang lain. Itu yang ada di benak.


Tiga buku Dini Fitria - doc. kataresi
Bahkan dua paragraf di atas sebenarnya saat menuangkannya dadaku berdegup kencang banget. Lebay yach mungkin, cuma ingin menuangkan aja betapa aku menemui kesulitan menulis dengan cinta sesuai makna yang kupahami dari Dini Fitria yang baginya menulis itu menjadi tempatnya untuk menuangkan isi hati dan menenangkan pikiran. Berat kalau kata Dilan, eh kata resi deng. Sudah pasti blog aku tidak akan dilirik oleh mba Dini yang sempat mengintip isi blog kami yang menjadi peserta acara ISB bersama Dini Fitria, karena aku sendiripun masih menyadari kekuranganku. Tulisan di blogku masih kaku, masih terbawa seperti tulisan berita. Seharusnya sebagai seorang blogger harus bisa menulis dengan gaya bertutur atau bercerita yang biasa disebut dengan story telling style. Makanya aku ikutan datang ke EV Hive Kuningan minggu lalu sekalian temu sayang dengan blogger lainnya untuk menyerap ilmu menulis feature dari Dini Fitria yang cantik dan sudah terbukti kepiawaiannya mampu menulis 3 buku yang selalu best seller serta mampu menyentuh pembaca, Muhasabah Cinta, Hijrah Cinta dan Islah Cinta. Niat banget sepenuh hati datang dengan gamis putih pink (warna pink katanya dresscodenya) padahal kondisi hujan melanda dan duduk manis menyatu dalam ruangan yang berdesain unik siap mendengarkan kisah Dini Fitria dengan harapan bisa menjadi penulis yang bisa menulis lebih baik, penulis yang tidak biasa.



Feature is About Emotion & Taste

Tak kenal maka tak sayang, kurang lebih seperti itu contoh hidup yang dialami oleh Dini Fitria tentang India. Dini baru jatuh cinta kepada India pada kunjungan kedua, ketika Dini bisa merasakan lebih jauh India dari segi religi humanisnya. Banyak kisah yang membuat Dini luluh akan India. Yang pada akhirnya terkuak bahwa India dan mantan adalah benang merahnya yang membuat India terasa hambar pada awalnya. Ketika membenci menjadi bagian dari keegoisan diri maka cinta akan pergi.


Cinta adalah penyerahan diri dan bukan keegoisan – Dini Fitria

Berbicara tentang cinta siapapun pasti akan tersentuh. Kalau sudah mencintai maka hati akan merelakan dan tulisan akan mengalir dengan sendirinya dari hati. Kata Dini Fitria cinta bisa datang dari tempat atau hal yang kita tidak sukai, seperti kisahnya dengan negara India. Menulis itu soal rasa, rasa untuk meluapkan. Bayangkan membacanya dengan gaya Italia mengatakan perfecto. Kebanyakan orang suka dengan cerita yang sarat makna, informatif dan membekas di hati. Beri pembaca ruang untuk merasakan isi tulisan kita.

 
ciri feature ala dini fitria - doc. kataresi

Sudahkah tulisanmu seperti itu? Jika belum berarti tulisanmu masih kurang memanjakan pembaca. Jangan pernah lelah untuk menemukan ciri atau gaya tulisanmu sendiri dan memanjakan pembaca dengan bunga kata agar pembaca mau balik lagi dan lagi membaca tulisan kita. Seperti aku saat ini melalui tulisan ini berusaha mencari jati diri dan mungkin masih banyak kurangnya. Untuk itu masih peru diasah dan diasah terus, jangan lelah untuk belajar. Dini Fitria juga mengingatkan bahwa dalam menulis juga ada yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan (do and don’t).


  • Jadikan diri kita sebagai obyek dalam tulisan, tidak melulu sebagai subyek
  • Kaitkan tulisan dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata
  • Jangan menasehati pembaca
  • Perbanyak perbendaharaan kata dengan banyak membaca dan berdiskusi untuk menambah wawasan
  • Padukan tulisan dengan pengalaman pribadi agar lebih realistis
  • Fokus pada alur yang sudah ditentukan
  • Jangan terlalu banyak mengulang (typo)

Teknik Menulis Feature - doc. kataresi

Mengenal Para Pendukung

Itu sedikit pengakuanku tapi aku senang banget bisa ikutan ketemu dan dengar sharing dari Dini Fitria ini, jadi belajar lagi untuk memperbaiki tulisanku. Cara menyampaikan Dini Fitria renyah dan lugas jadi seperti ngobrol santai tapi enaknya ngobrol santai ini banyak mendapat dukungan. Aku jadi tahu bahwa ada wadah jaringan media yang sangat mendukung kehadiran blogger dan penulis yang bernama C2Live. Kalau mau bergabung dengan C2Live juga ada manfaatnya antara lain, kita bisa menjadi agregator untuk konten kita sendiri, ada C2Live Connet juga lomba blog secara online yang bisa digunakan dan gratis, selain itu juga ada pertemuan tiap bulannya dengan anggota lainnya.

 
C2Live - doc. kataresi

Shafira Muslim Fashion - doc. kataresi



Shafira Muslim Fashion juga mendukung sesi sharing bersama Dini Fitria. Shafira Muslim Fashion ini ternyata ada di industri busana muslim Indonesia sudah 29 tahun.  Disaat busana muslim belum mendunia seperti sekarang ini. Seperti namanya yang terinspirasi dari kata “shaf” yang artinya barisan mempunyai impian besar untuk menjadi pemimpin dalam barisan busana muslim. Untuk prestasinya, Swaroski menggandeng Shafira untuk kolaborasi dan sudah banyak mengikuti pagelaran busana. Di sela break Shafira Muslim Fashion juga memberikan tutorial hijab sederhana untuk diterapkan.



Kulina - doc. kulinaid

Jiwa terpuaskan dengan ilmu dari Dini Fitria dan perut kenyang dengan kehadiran nasi kotak dari KulinaID untuk makan siang kami. Katering makan siang jaman now yang bisa dipesan online dan harganya sangat terjangkau dengan pilihan menu berubah setiap harinya. Alhamdullilah pulang bawa ilmu dan bawa bingkisan cantik dari Shafira dan Zoya. -RGP-













Comments

  1. Nulis itu memang harus pakai rasa dan cinta ya mbak. Biar yang baca juga suka dan cinta

    ReplyDelete
  2. Ilmu yang patut diaplikasikan. Biar artikel kita cetar :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya teh. aku mah apah masih banyak kurangnya..
      makasi kesempatannya ya teh ani

      Delete
  3. Nulis di C2live terus aplikasikan tekniknya mbak. Hihihi

    ReplyDelete
  4. Seneng ya ikut acara ini, pematerinya total kasih paparan

    ReplyDelete
  5. mantep ya materinya...tapi berasa kurang soalnya masih banyak yang aku gak ngerti

    ReplyDelete
  6. Saya juga tersentuh mbak waktu dibilang tulisan kita-kita yang dibaca sama Mbak Dini ternyata pada hambar. Panas dingin digituin. Hahahaha. Alhamdulillah doi baek banget ya mau ngasih kita ilmu berharga ini.

    ReplyDelete
  7. Iya ya jurnalistik pun banyak cabangnya. Mau hard news atau soft news seperti feature perlu latihan terus supaya makin khas, makin memiliki rasa.

    ReplyDelete
  8. Ilmunya dari mba Dini ngena banget ya mb Resi,untuk selalu banyak belajar dan selalu memperbaiki nulisnya

    ReplyDelete
  9. Ilmu ny sangat berguna ya mbak apalagi buat yg Suka gak PD,,intinya kita harus Selalu belajar untuk memperbaiki tulisan,,sukses terus mbak

    ReplyDelete
  10. Kalau nulis curhat, aku ekstra hati-hati, Mbak. Jangan sampai aib yang gimana-gimana diumbar, terutama urusan keluarga.

    ReplyDelete
  11. Bnyk bgt ya pembelajaran yg didpt dr workshop Mba Dini ini.

    ReplyDelete
  12. Acaranya keren dan berbobot yah mbak...aku dari awal sampai akhir ga berkedip merhatiin materi yg dibawakan mbak dini fitria 😁😁

    ReplyDelete
  13. Aku kalo nulis curcolan, baru bisa nulis bertutur Mba, tapi kalo nulis event, masih suka binun nulis bertutur ��

    ReplyDelete
  14. Akupun mengalami hal yang sama mba, suka bingung di openingnya...butuh dilatih ini ya.
    Jadi banyak banget belajar dari workshop kemarin ya :)

    ReplyDelete
  15. senang banget ikut workshop kayak gini, aku berharap bisa belajar terus :)

    ReplyDelete
  16. Semoga kita bisa ikutan workshop penuh ilmu kyk gini lagi ya

    ReplyDelete

Post a Comment