Badan Pengawas Pemilihan
Umum atau lebih dikenal sebagai Bawaslu kini tidak hanya melakukan pengawasan
saat proses pemilihan suara berlangsung saja. Bawaslu kini melakukan pendekatan
melalui kebudayaan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya menggunakan hak suara mereka dalam pemilu. Hal ini diketahui bersama
saat “Acara Sosialisasi Pengembangan Pengawasan Partisipatif Melalui Sarana Kebudayaan”
oleh Bawaslu Kab. Adm Kepulauan Seribu pada 29 November lalu di Hotel
Sunlake, Jakarta.
Kebudayaan Kepulauan Seribu
Bawaslu Kabupaten Administratif
Kepulauan Seribu menunjukkan keberhasilannya sebagai kabupaten yang memiliki
kesadaran dan partisipasi yang tinggi saat pemilu lalu. Untuk itu Kab. Adm.
Kepulauan Seribu menjadi contoh yang baik dan perlu disebarluaskan keberhasilan
mereka melalui pertunjukan seni budaya khas Kepulauan Seribu yang menjadi
bagian dari Provinsi DKI Jakarta.
Aku terkesima dengan
budaya Betawi yang dilakukan langsung saat pembukaan acara dimana Ketua Bawaslu
DKI Jakarta, Muhammad Jufri dan Ketua Bawaslu Kab. Adm Kepulauan Seribu, H.
Syaripudin diarak bersama iringan orang berpakaian adat Betawi. Arakan Betawi
itu disambut dengan pantun yang bersambut pantun kembali.
Setelah perang pantun
berakhir, terjadi duet bela diri. Acara riuh gempita melihat bela diri khas
Betawi berlangsung. Itu hanya untuk pertunjukan saja. Arakan diakhiri dengan
shalawat karena mayoritas penduduk kepulauan seribu beragama Islam. Siapa yang
tidak akan termotivasi untuk menggunakan hak suaranya jika penduduknya bisa
kompak melestarikan kebudayaannya seperti Kepulauan Seribu ini.
Bawaslu menjadikan
pendekatan kebudayaan menjadi sebuah program tetapnya. Pendekatan kebudayaan
seperti ini sangat perlu dilestarikan dan dikembangkan. Aku sangat setuju.
Indonesia kaya akan keberagaman dan adat istiadatnya yang dibaliknya tersimpan
makna sejati dari para leluhur.
Pendekatan kebudayaan
juga dilakukan untuk memberikan inspirasi serta keberanian dalam melaporkan
pelanggaran dalam proses pemilihan suara selain untuk memberikan kesadaran saat
pemilihan suara. Masyarakat dirasakan perlu untuk mendapatkan pemahaman bahwa
untuk menjadi seorang pelapor dalam proses pemilihan suara sesungguhnya adalah
wujud mendirikan demokrasi di Indonesia. Dengan menjadi warna negara Indonesia
yang baik suda sepatutnya untuk bersama mengawal segala proses yang bisa
membangun Indonesia maju.
Bila tidak mau dicap
sebagai pelapor, juga bisa dengan cara menginformasikan secara nyata segala
sesuatu yang terjadi saat proses pemilihan suara. Nyatakan proses berjalan secara adil dan jujur
dengan sebaiknya. Jika dirasa ada kejanggalan segera informasikan. Jangan
sampai dengan pembiaran kejanggalan tersebut bisa merusak hasil pemilihan
suara. Hasil suara yang tidak jujur bisa merugikan semua warga negara Indonesia.
Sepele mungkin bagi sebagian orang tetapi tidak untuk sebagian orang lainnya
yang menginginkan Indonesia dengan pemimpin yang baik kepada bangsa dan
negaranya.
Pendekatan melalui seni
budaya memang terbilang efektif menurutku. Sosialisasi dengan lenong seperti
yang dipertunjukkan oleh Sanggar Naga Pamungkas Rorotan membuatku berdecak
kagum. Dengan membekali informasi seputar program Bawaslu maka pemain lenong
bisa menyampaikan informasi dengan cara yang segar melalui candaan Betawinya
dan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang tanpa menghilangkan
ciri khas Betawinya.
Kampung Sadar Pengawasan Pemilu
Aku juga mengetahui bahwa Bawaslu ternyata
juga membuat Kampung Sadar Pengawasan Pemilu di Kelurahan Cilangkap yang
diresmikan pada 3 Desember 2019. Perlahan
tapi pasti Bawaslu akan mendirikan kampung serupa di daerah lainnya di
Indonesia. Ketua Bawaslu DKI Jakarta, M. Jupri mengharapkan masyarakat
berpartisipasi aktif dalam mengawasi Pemilu agar proses pemilihan suara dapat
berjalan dengan aman, adil dan damai. –RGP-
Semoga banyak juga ya kampung Sadar Pemilu, sehingga bisa membangkitkan kesadaran untuk ikut pemilihan umum
ReplyDeleteWow...aku pikir Bawaslu bekerja hanya saat Pemilu, ternyata gaung dan programnya pun berjalan meski tidak dalam masa Pemilu.
ReplyDeleteSukses terus, Bawaslu.
Semoga terwujud keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Mantap nih mbak Resi. Selama ini yg saya tau kalau Bawaslu itu hanya mengawas pemilu aja. Jadi penasaran deh sama kampung Sadar Pengawas Pemilu. Kira2 seperti apa ya kalau kesana langsung
ReplyDelete