“Sabtu Bersama Bapak”: Persiapkan Masa Depan itu Penting tapi Jangan Lupakan Masa Sekarang

Untuk kedua kalinya Aku mendapatkan tiket giveaway dari Tabloid Nova. Kali ini dapatnya 5 tiket nonton film “Sabtu Bersama Bapak” di XXI Blok M Square, 12 Juli lalu. Segeralah Aku mencari pasukan untuk menemaniku nonton. Alhamdullilah film itu bisa kunikmati bersama suami, sepupu kesayangan dan sahabatku dari SMA. 

Nobar Nova - doc.pribadi
 

Usut punya usut ternyata film ini diadaptasi dari novel karangan Adhitya Mulya dengan judul yang sama. Novel ini ternyata novel best seller selama 2 tahun dan telah 22 kali dicetak ulang. Awal lihat poster filmnya, tertarik melihat ketampanan Deva Mahenra. Untuk Abimana Aryasatya, Ira Wibowo, dan Acha Septiasa sich sudah tidak diragukan lagi ya kemampuan beraktingnya.

Jalan Cerita Film Sabtu Bersama Bapak
Abimana dalam film ini berperan sebagai Gunawan Garnida, seorang ayah dari dua putra yaitu Satya yang diperankan oleh Arifin Putra dan Cakra yang diperankan oleh Deva dan beristrikan Itje yang diperankan oleh Ira Wibowo.

Gunawan mengetahui dirinya sakit keras dan akan segera meninggalkan istri dan kedua anaknya. Gunawan tidak ingin kedua anaknya tumbuh tanpa bimbingannya sehingga Gunawam meninggalkan catatannya melalui rekaman video.

Dalam catatan videonya, Gunawan berpesan untuk melihat videonya setiap Sabtu, agar bertemu Gunawan setiap Sabtu. Gunawan memiliki jawabannya. Gunawan tahu dia tidak akan dapat melihat kedua anaknya, Satya dan Cakra, tumbuh. Melalui video yang ditinggalkan Gunawan berharap agar kedua anaknya tetap tidak kehilangan sosok bapak dalam hidup mereka.

Setelah dewasa, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra) memiliki masalah mereka sendiri. Satya memiliki masalah dengan cara dia membina rumah tangga bersama Rissa (Acha Septriasha) dan Cakra mengalami kesulitan mencari jodoh. Ibu Itje pun tidak luput dari masalah, yang dia putuskan untuk dia jalani sendiri.

Kehidupan Itje, Satya dan Cakra, berlanjut. Satya sudah beristri, Rissa, dua anak laki-laki (rian dan miku), Satya bekerja sebagai tenaga offshore di lepas pantai Denmark. Cakra (30) menjadi deputi direktur di sebuah bank asing di Jakarta dan masih menjomblo. Itje, tetap sendiri menjalankan bisnis warung makannya di Bandung.

Mengikuti pesan sang bapak, Satya terlalu kaku dengan pemikirannya yang akhirnya membuatnya berjarak dengan sang istri. Satya ingin selalu dilihat sebagai panutan seperti Bapaknya dan selalu berkata didikan Bapak benar dan berhasil. Istri Satya sempat geram dan lelah karena merasa tidak dihargai usahanya sebagai istri yang mengurus dua anak. Sempat terjadi kelalaian anak yang paling kecil sessat diculik karena istri Satya yang sibuk bekerja dan menitipkan anak kepada temannya. Satya menyalahkan sang istri dan konflik memuncak. Istri Satya meninggalkan Satya dan kedua anaknya. Disitulah Satya merasa sangat kehilangan dan ditengah kegusarannya Bapaknya datang dalam mimpinya. Dalam mimpi tersebut Bapak mengingatkan bahwa apa yang Bapak sampaikan dalam video adalah persiapan Satya dan Cakra untuk masa depan, tetapi itu telah lalu. “Satya jalani masa sekarang yang ada bersama istri dan kedua anak, hal yang Bapak tidak bisa lalui saat-saat itu bersama kalian. Jagalah istri dan kedua anakmu,” ujar Bapak.

Begitu pula dengan Cakra yang terlalu fokus menyiapkan materi sehingga lupa bahwa menyiapkan diri untuk mencari pasangan. Cakra sempat menyukai seorang wanita di kantornya tetapi mundur karena tahu wanita tersebut sudah disukai duluan oleh temannya. Namun memang takdir berkata lain. Ketika Ibunya menjodohkan Cakra dengan anak temannya dan bertemu janji, tak disangka wanita yang dijodohkan Ibunya adalah wanita yang disukainya.

Sang Ibu, Itje menyimpan sebuah rahasia, dan tidak ingin kedua anaknya tahu. Sewaktu kecil, mereka tidak menyusahkan Itje, Sekarang, Itje tidak ingin menyusahkan mereka. Sehingga sampai menjalani operasi pengangkatan kanker payudara anak anak Itje tidak mengetahuinya, sang Ibu tidak mau merepotkan Satya maupun Cakra, sampai suatu saat rahasia itu tetap terbongkar, dan menjadi kesedihan yang mendalam bagi Cakra.

Pemeran
Review Film “Sabtu Bersama Bapak”
Sejatinya dalam kehidupan bahwa anak laki-laki lebih besar tanggung jawabnya untuk mengurus seorang Ibu dibandingkan anak perempuan. Dalam agama Islam pun seperti itu. Itu kenapa film ini sangat bagus. Sang Bapak meninggalkan pesan agar kedua putranya bisa selalu menjaga Ibunya dan tidak membuat Ibu kesepian.

Kedua putranya ini sangat memahami dan menurut setiap perkataan Bapaknya yang ditinggalkan dalam video dan itu bagus sehingga memudahkan Ibunya untuk membimbingnya kedua putranya meski tanpa seorang Bapak. Pesan Bapak untuk mempersiapkan masa depan yang matang diikuti dengan baik, baik dari segi finansial maupun agama, kedua putranya rajin ibadah.

Yang mengena di hati saya adalah ketika Cakra berkata dari pesan Bapaknya adalah pasangan itu bukan saling menguatkan tetapi adalah menguatkan diri sendiri terlebih dahulu. Ketika diri sendiri kuat maka pasangan kita akan ikut kuat

Betapa besar cinta Gunawan sebagai seorang Bapak hingga sebelum ajal menjemputnya dia sudah berpikiran untuk mempersiapkan masa depan kedua anaknya dengan ilmu yang disampaikan melalui videonya dan kepada istrinya juga sangat menghargai masakan istrinya.

Betapa tegar dan sabar Itje sebagai seorang Ibu membesarkan kedua anaknya sendiri, tetap setia dengan suaminya meski sudah meninggal dan tidak pamrih kepada kedua putranya meski kedua putranya sudah mapan dan sukses, di pikiran Itje sebagai seorang Ibu hanyalah membesarkan kedua putranya dan berhasil melihat mereka menikah sesuai dengan impiannya menggantikan sang suami. -RGP-

Comments